Permasalahan Lion Air - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengejar enam masalah yang dirasakan pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP sebelum kesudahannya jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) lalu.

Masalah itu diungkap dalam laporan hasil investigasi mula KNKT terhadap Flight Data Recorder (FDR) pesawat Lion Air PK-LQP.
Ketua Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menuliskan enam masalah yang ditemukan dirasakan Lion Air PK-LQP tersebut muncul dalam empat penerbangan terakhir sebelum pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten mengarah ke Bandara Depati Amir, Bangka Belitung.
"Dari data perawatan pesawat, semenjak tanggal 26 Oktober, terdaftar ada enam masalah atau enam gangguan yang terdaftar di pesawat ini," ujar Nurcahyo ketika memberikan penjelasan pers di Kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Rabu (28/11).
Ia membeberkan, enam masalah tersebut meliputi airspeed and altitude flight, speed trim fail light, indicated airspeed and altitude disagree, maintenance light illuminate after landing, auto trotlle arm disconnect, dan feel diff press light illuminate.
Berdasarkan keterangan dari dia, masalah tersebut muncul secara bergantian dalam empat penerbangan terakhir Lion Air PK-LQP, mulai dari Tianjin Binhai, China mengarah ke Medan, Sumatera Utara; Denpasar, Bali mengarah ke Manado, Sulawesi Utara; Manado mengarah ke Denpasar; sampai Denpasar mengarah ke Jakarta.
Lebih dari itu, Nurcahyo mengucapkan bahwa temuan mula ini merupakan kenyataan dari FDR, bukan hasil analisa kemalangan atau benang merah yang diciptakan oleh kesebelasan investigasi. Dia berkata, analisa dan benang merah baru dapat dibuat sesudah seluruh kenyataan didapat.
"Laporan mula ini dikatakan dalam 30 hari sesudah kejadian, berisi kenyataan yang sudah terkumpul dalam masa-masa 30 hari, ini bukan analisa dan kesimpulan, karena kenyataan belum seluruh terkumpul," ujarnya.
Nurcahyo menambahkan, KNKT bakal bekerja seefektif barangkali dalam mengungkap penyebab jatuhnya Lion Air PK-LQP.
"KNKT akan berjuang menyelesaikan dalam 12 bulan. Karena ini jadi perhatian dunia. Dan tidak sedikit yang hendak belajar supaya tidak terulang," ucap dia.
Diketahui, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT610 jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10). Berdasarkan investigasi KNKT, menjelang terbang pesawat tersebut mengalami stick shaker atau kemudi pada pilot bergetar. Hal ini adalahindikasi bahwa pesawat akan merasakan kehilangan daya angkat.
Sehari sebelumnya, pesawat yang sama terbang dari Bali mengarah ke Jakarta. Kondisi pesawat memiliki tantangan yang sama dengan yang terjadi ketika penerbangan dari Jakarta mengarah ke Pangkalpinang. Kondisi stick shaker pun terjadi pada penerbangan ini.
Namun KNKT menyinggung pilot pada penerbangan Bali-Jakarta sukses mengendalikan pesawat dan tiba selamat di Bandara Soetta.
No comments:
Post a Comment