Wednesday, February 20, 2019

Ini Alasan Mengapa Alat Tambang Freeport Mulai Dikirim ke Luar Negeri

Tambang Freeport - PT Freeport Indonesia semenjak 2018 mulai mengirim perlengkapan tambang ke sebanyak perusahaan pertambangan di luar negeri, terutama di distrik Amerika Selatan dan Amerika Utara. Hal ini dilaksanakan karena bakal berakhirnya masa penambangan Grasberg Open Pit Tembagapura, Mimika, Papua.



Juru Bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama menuliskan dengan bakal berakhirnya operasi penambangan Grasberg Open Pit maka sejumlah perlengkapan tambang terbuka laksana truk tambang berkapasitas besar (haul truck) tersebut keberadaannya telah tidak efektif, karena Freeport sekarang berkonsentrasi pada pengembangan operasi tambang bawah tanah (underground mining).


"Saya dengar memang ada ekspedisi 'haul truck' itu. Grasberg ini memang sebentar lagi akan berlalu masanya. Sekarang memang masih berproduksi tapi telah tahap final atau nyaris selesai," kata Riza dilansir dari Antara di Timika, Papua, Kamis (21/2/2019).


Manajer Ekspor Impor PT Freeport Indonesia Edwin Kailola menuliskan pada Desember 2018 pihaknya mengirim sejumlah 60 unit truk tambang Komatsu tipe 930 ke tambang di Peru, Amerika Selatan.


Tahun ini Freeport berencana mengirim sejumlah truk tambang lainnya ke sebanyak perusahaan pertambangan di distrik Amerika Utara.


"Kami bakal sibuk dengan pengiriman sejumlah peralatan tambang ke luar negeri," kata Edwin ketika pertemuan dengan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Khusus Papua Akhmad Rofiq di Timika, pekan lalu.


Edwin menuliskan mengingat operasi tambang Grasberg bakal segera selesai dan buatan tambang bawah tanah masih belum maksimal, maka diduga kegiatan ekspor konsentrat PT Freeport pada 2019 akan merasakan penurunan menyeluruh dibanding tahun-tahun sebelumnya.


"Pada 2019 ini prioritas kami yaitu menyokong pengelolaan konsentrat melewati pabrik smelter yang terdapat di Gresik. Memang masih terdapat ekspor konsentrat ke luar negeri, tetapi volumenya tidak signifikan laksana tahun-tahun sebelumnya," jelas Edwin.


Kepala KPPBC Amamapare I Made Aryana menuliskan peralatan tambang yang bakal diekspor Freeport itu adalahbarang bekas impor memakai 'master list'.


"Barang-barang tersebut ketika masuk tanpa pungutan. Sekarang ini mereka kirim ke luar sebab sebelumnya dipakai di lokasi tambang Grasberg, tetapi sekarang tidak terpakai lagi," jelas Made.


Berdasarkan keterangan dari dia, ekspedisi barang-barang bekas tambang Grasberg itu ke luar negeri tidak dikenakan pungutan ongkos jika cocok 'master list'.


"Nanti kami periksa satu persatu apakah cocok dengan 'master list' ketika dimasukkan ke dalam negeri. Kalau sama baru anda rilis. Kalau telah sesuai, sama sekali tidak terdapat biayanya," jelas Made.

No comments:

Post a Comment