Kongres PSSI - Manajer Madura United Haruna Soemitro menyangkal dirinya menerima suap menjelang Kongres PSSI. Uang itu sehubungan dengan mosi tidak percaya guna Edy Rahmayadi.

Sebuah pertemuan diberitakan terjadi di suatu hotel di Jakarta Selatan, guna menggalang sokongan dari voters PSSI.
Salah satunya melafalkan ada mosi tidak percaya. Uang sebesar 1.000 dollar Singapura menjadi imbalan untuk pemilik suara yang mau menaruh tanda tangan pada mosi tidak percaya itu.
Dalam talkshow Mata Najwa di Trans7, Rabu tengah pekan lalu, nama Haruna dinamakan menjadi di antara penerimanya.
Haruna pin memberikan sangkalan saat didatangi di kediamannya di area Pagesangan, Surabaya, Sabtu (26/1) malam. Haruna menegaskan andai tudingan suap tidak benar. Bahkan lelaki berkepala plontos itu meminta guna dibuktikan.
"Itu tidak masuk akal, di dalam orang menyudutkan saya. Dari perkabaran di di antara acara televisi. Itu saya pastikan bahwa bila ada orang dapat membuktikan hari tersebut saya menerima duit 1.000 dollar tersebut uang terlampau kecil untuk saya," kata Haruna.
Bagi Haruna, duit 1.000 dollar Singapura, tidaklah signifikan dalam acara sebesar kongres yang notabene untuk memungut keputusan.
"Uang tersebut terlalu kecil untuk saya, tersebut tidaklah worth it, tidak signifikan guna gelaran pemungutan keputusan atau kongres laksana itu," kata Haruna.
Haruna mengungkapkan dalam progam acara yang disiarkan di televisi, hendak mengkonfirmsi andai ia menjadi inisiator dalam proses mosi tidak percaya terhadap Eddy Rahmayadi.
"Faktanya sebetulnya, yang mesti anda garis bawahi ialah tujuan dari stasiun televisi itu, maupun acara tersebut kalau boleh saya sebut ialah Mata Najwa, tujuannya ialah untuk mengkonfirmasi saya tergolong inisiator di dalam mosi tidak percaya itu," ungkap Haruna.
Dijelaskan oleh Haruna, dalam pertemuan disebuah hotel di Jakarta tersebut ialah forum kongkow-kongkow.
"Kalau juga saya disebutkan inisiator dan bagaimana proses pertemuan dalam Hotel Royal Kuningan itu, tersebut lebih-lebih sebenarnya itu ialah forum kongkow-kongkow ataupun curah pendapat dari mayoritas voters yang datang dari sekian banyak daerah, menanyakan untuk saya mengenai bagaimana pertumbuhan Kongres PSSI yang akan dilakukan pada tanggal 20 Januari kemarin," ungkap Haruna.
Kenapa semua voter menanyakan pertumbuhan Kongres PSSI untuk Haruna? Manajer Madura United itu mengaku andai dirinya ialah salah satu pelamar Edy Rahmayadi sebagai Ketua PSSI.
"Kenapa mereka menanyakan untuk saya. Karena mereka yang mempunyai moral obligation menuntut untuk saya. Bagaimana komitmen ke depannya. Saya waktu tersebut memberikan ilustrasi, bahwa sebetulnya anda tetap membutuhkan sosok pak Edy Rahmayadi tersebut untuk memimpin PSSI. Sehingga saya lebih mendorong bagaimana bila kita usulkan Pak Edy mundur sebagai Gubernur Sumatera Utara bukan sebagai Ketua Umum PSSI," jelas Haruna.
Haruna pun menjelaskan dalil menuntut Eddy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara, karena menurutnya tadinya Edy Rahmayadi lebih dulu menjabat sebagai Ketua PSSI.
"Bukan kami lamar dari gubernur menjadi Ketua PSSI, dia lebih dulu menjadi Ketua PSSI dikomparasikan menjadi Gubernur Sumatera Utara. Sehingga fair dong bila kita ini ibaratnya empunya aset Pak Edy Rahmayadi menuntut bahwa Pak Eddy mundur saja sebagai Gubernur Sumatera Utara. Kemudian daripada mengorbankan lebih banyak yakni kepentingan bangsa ini, faktanya Pak Eddy lebih mundur menjadi Ketua PSSI, tersebut hak beliau. Jadi anda tidak dapat menghalang-halangi. Jadi seperti tersebut perkembangan yang real," jelas Haruna.
No comments:
Post a Comment